Jumat, 01 Juli 2011

Sampai kapan Sist

Lelah sudah ungkapan batin yang tersiksa dari bulan Mei 2010 hingga kini kenapa tiada hentinya kau lempar permasalahan, seakan kau tiada dosa dan tiada salah, siang malam tiada detik yang membahagiakan selagi kau masih bersikuku dengan glamormu, ingatlah kita sudah dewasa dan mempunyai tanggung jawab terhadap anak-anak.
Sebentar lagi suamimu masuk di usia senja dan perlu istrahat dan ketenangan dalam hidup ini, kau ingi merdeka kau ingin kebahagiaan tapi jangan aku yang jadi korban, sudah kukatakan padamu aku dalam bahaya ulah tingkah lakumu, jika kau ingin lebih leluasa selesaikan semua urusan hutangmu, kepada ku dan kepada orang lain apakah kau anggap mereka adalah mangsa untuk kau peras.
Segala tindakanku merupakan reaksi dari sebuah kekerasan yang datang dari korban lain meminta belas kasihan dengan cara ini barang kali kau mau membayar utang mu atau aku mati karena hutang mu ??

Kebanggaan mu akan sirna bersama datangnya panggilan yang maha kuasa tidak seorang pun tahu kapan, apakah kamu mau aku mati di ujung Senjata Api yang dimiliki oleh mereka atau kau porak porandakan sendi-sendi kehidupan ku.
Udahlah hentikanlah semua duka dan luka di hati orang yang punya uang dengan membayarnya bukan janji-janji manismu yang kusampaikan kepada mereka, mereka tidak mau lagi dengan janji tapi yang mereka mau uang uamg uang mereka yang kau pakai untuk apa kau tahan lagi.
APAKAH SAMPAI AKU MATI
APAKAH MENUNGGU AKU DI USIR ORANG DARI RUMAHKU SENDIRI