Kamis, 21 April 2011

Sadis

Bahtera yang ku pimpin lebih kurang 18 Tahun pas banyak sekali Karang Cadas yang di lampaui bahkan kerikil jalan juga ikut mimbrung dalam kapalku karena aku tahu apa muatan dalam kapal itu bahkan tidak seorangpun  yang tahu aku mempunyai keahlian untuk mendeteksi tanpa berita acara serah teruma barang.
Pengalaman yang begitu banyak membuat aku tidak pernah mengeluh padahal jika di hitung dengan materi tidak seorang pun yang tahu bagai mana aku mengatasi segalam problem yang menimpa bahtera serta mengatasi kesulitan untuk melintasi karang yangmelihatkah keangkuhan serta kesombongannya yang tidak ubahnya kesombongan untuk menutupi kelemahan yang terlalu banyak hingga suatu hari meluaplah muatan kapal yang semula aku tidak akan bicara karena akutahu semua itu sudah ada jalan hanya seja apakah mampu aku melayari lautan cadas tersebut.
Kamis itu cuaca tidak mau bersahabat sedangkan aku wajib berlayar pada titik tertentu dan perintah tidak dapat diundur walau seperempat jam karena pelabuhan akan di pakai untuk keperluan pemerintah bahkan akan di tutup total selama satu minggu mau tidak mau aku harus berangkat meninggalkan pelabuhan itu menuju Kota Pantai  yang tak ku kenal.
Kapal kuberangkatkan lebihkurang Pukul 16.00 Arlojiku  baru sekitar lima bel;as menit aku meninggalkan pulau harapan aku mulai ti terjang badai angin yang tidak tahu arahnya dari mana membuat aku harus mengambil keputusan , namun dalam kebingungan aku berserahdiri kepada Allah memang semua itu adalah keputusan salah bahkan fatal hampir karam kapal itu .
Tepat pukul 24.00 aku lepas dari belenggu kejamnya alam Jangkar dan sah semula akan kulepas akhirnya tak jadi suasana kembali tenang kemudian aku coba perlahan mengangkat tombol Oksigen serta seluruh Ac kunyalakan  seraya  mengontrol seluruh keadaan kapal semua dalam keadaan baik-baik saja bahka aku mendapat radio Gram bahkan hanphoneku berdering ucapan selamat dan sukses.
Pernahkan orang bertanya bagai mana aku saat di terpa badai yang barangkali aku merobah bahan bakar minyak menjadi bahan bakar rumput pilihanku dan tidak akan pernah orang lain tahu rumput temuan ku itu  memang dalam kapal kita perlu mengambiltindakan berlawanan dan menanggung resiko akibat dari semua tindakan yang salah menurut orang tapi benar menurut kedaan yang wajib di lakukan  TERIMA KASIH KEPADA PIMPIAN PERUSAHAAN KAPAL CINTA BERSEMI DAN KEPADA  SEMUA JAJARAN PEMEGANG SAHAM SERTA REKAN-KERJA YANG TERLIBAT LANGSUNG DAN YANG TIDAK TERLIBAT SECARA LANGSUNG KARENA TANPA ANDA SEMUA  SAYA TIDAK BERADA DISINI